Retreat
Bersama Teman Gereja
Oleh : Bradley Denelsky
Ø Indikator :
Pembukaan
Misdinar St. Aloysius Gonzaga
Cijantung mengadakan acara Retreat ke Puncak. Aku diajak oleh kaka pembina
untuk mengikuti acara tersebut. Banyak teman-temanku ikut dalam acara itu,
sekitar 45 orang. Karena aku belum pernah ikut Ret-Ret seumur hidup, aku mendaftar
untuk mengikuti acara tersebut.
Masalah
Ketika
sampai di Puncak kami di beri pengarahan dan aturan-aturan. Setelah diberi
pengarahan, kami dibagi ke beberapa kamar sesuai jenis kelamin. Aku mendapat
kamar nomor dua yang ditempati oleh aku dan 7 temanku. Setiap kamar pasti ada 1
atau 2 pembina untuk mengawasi kami. Lalu
Konflik
Saat
kegiatan ke 3 dimulai aku bingung, mengapa banyak lilin dijejerkan seperti
bentuk U. Lalu kami duduk di tengah tengah lilin yang dijejerkan itu. Lampu di
ruangan itu dimatikan. Lilin yang mengelilingi kami dinyalakan agar ruangan
tidak gelap. Ternyata pada kegiatan ke-
itu adalah kegiatan kami untuk mengingat kesalahan apa yang telah kami
perbuat kepada ibu dan jasa-jasa ibu terhadap kami. Aku mulai mengerti untuk
apa lilin-lilin itu. Lilin-lilin itu digunakan untuk menerangi ruangan yang
gelap karena lampunya dimatikan dan untuk memperkuat suasana kegiatan itu.
Klimakas
Aku
dan teman temanku menangis karena banyak kesalahan yang kami perbuat kepada ibu
kami. Kami mengingat kesalahan apa yang kami perbuat kepada ibu kami. Jasa-jasanya
yang begitu besar membuat aku tak sanggup menahan untuk meneteskan air mata.
Setelah kami mengingat apa yang telah kami perbuat kepada ibu dan apa saja yang
ibu perbuat kepada kami, kami diminta satu per satu untuk maju ke depan untuk
mencurahkan seluruh isi hati kami kepada Bunda Yani. Aku yang pertama maju ke
depan dan mencurahkan isi hatiku kepada Bunda Yani. Aku menangis sambil
mengutarakan isi hatiku kepada Bunda Yani. Setelah aku selesai, teman di
sampingku melanjutkan seperti yang aku lakukan
Peredaan
Hari ke-3, hari terakhir dari acara ini. Pada
kegiatan yang terakhir ini, kami diminta untuk memilih ketua misdinar yang
baru. Calon-calon yang sudah ditentukan maju untuk berorasi agar dia dipilih
menjadi ketua misdinar yang baru. Lalu kami memilih siapa yang menjadi ketua
misdinar. Setelah penghitungan suara, Refi dipilih menjadi ketua misdinar yang
baru, dan Agnes sebagi wakilnya. Setelah pemilihan ketua misdinar selesai kami diminta untuk menuliskan surat terimakasih
atas jasa-jasa ibu kami masing-masing.
Penutup
Setelah
semua kegiatan dari hari peratama sampai hari terakhir selesai, kami berdoa
kepada Tuhan agar melindungi kami diperjalan pulang ke Jakarta. Kami membawa
barang-barang kami ke bus dan kami pulang.
Retreat
Bersama Teman Gereja
Pada hari minggu biasa di gereja,
aku kumpul bersama teman teman misdinar satu gereja. Kami membicarakan retreat
yang akan kami adakan 1 bulan lagi. Banyak teman-teman yang sudah mendaftar
untuk mengikuti acara tersebut. Aku pun ikut mendaftar untuk acara itu, karena
aku belum pernah ikut retreat seumur hidupku. Retreat itu diadakan di villa
yang berada di puncak. Untuk ikut retreat, dikenakan biaya sebesar RP
150.000,00 rupiah. Banyak teman-teman yang ikut, sekitar 45 orang jumlahnya.
Retreatnya dilaksanakan pada hari jumat sampai hari minggu.
Sehari sebelum retreat aku membeli
snack dan barang barang yang ku perlukan. Banyak snack yang ku beli, seperti
Susu, chiki, wafer, permen, minuman ringan, dan masih banyak lagi. Snack itu
akan ku makan saat perjalanan dari Jakarta menuju Puncak. Lalu aku membayar
snack dan barang barang lain di kasir. Setelah aku membayar, aku pun pulang.
Sesampainya di rumah, aku menyiapkan perlengkapan yang dibutuhkan untuk acara
itu. Seperti : celana dalam, kaus dalam, sikat gigi, pasta gigi, shampo, sabun
mandi, handuk, baju ganti, celana ganti, deodorant, alat tulis, buku, Alkitab,
dan banyak lagi.
Hari yang ditunggu pun tiba, kami
dikumpulkan di parkiran gereja untuk berdoa bersama agar dilindungi di
perjalanan nanti. Kami pun menaruh barang-barang kami ke bus yang akan kami
naiki. Kami pun berangkat menuju puncak. Kami bernyanyi gembira saat di
perjalanan. Karena merasa ngantuk, aku memakan snack yang ku beli kemarin agar
aku tidak merasa nagntuk. Kami bermain games-games seru di bus. Seperti teka
teki, permainan konsentrasi, dan bermain jempol. Beberapa teman ku yang tak
mampu menahan kantuk pun tertidur. Karena aku juga merasa bosan aku mulai
merasa ngantuk dan mulai tertidur.
Tak terasa setengah jam aku tertidur, dan tujuan kami yaitu puncak
sudah dekat. Karena villa tujuan kami tempatnya dilewati jalan yang lumayan
sempit dan berkelok-kelok, bus kami kesulitan untuk melewati jalan itu, dan tak
jarang membuat jalan menjadi macet. Akhirnya tempat yang kami tuju sudah
sampai. Kami turun dari bus dan membawa barang barang keluar dari bus. Lalu
kami diberi Pengarahandan aturan-aturan yang harus kami patuhi. Setelah
mendengar pengarahan dari pembina. Kami dibagi kebeberapa kamar sesuai jenis
klamin. Aku dan teman teman ku di tempatkan di kamar no 2. Kami berebutan
tempat tidur. Aku mendapat tempat tidur di pojok kamar.
Setelah kami memilih tempat tidur, kami naik ke aula lantai 2
untuk melakukan kegiatan pertama. “ Kita mau ngapain ya ju? ” tanya ku. “ Aku
tak tahu bret kita mau ngapain!” jawab Juan teman ku. Ternyata kami akan di
perlihatkan presentasi apa itu misdinar oleh kaka pembina kami. Yang ku tahu
sebelum dilantik menjadi misdinar, misdinar hanyalah orang yang membantu romo
saat misa berlangsung. Ternyata misdinar juga adalah orang yang melayani umat,
romo, dan umat dalam perayaan misa. Misdinar membantu kegiatan seperti membereskan
piala membunyikan gong dan lain-lain. Dan pertama kalinya misdinar hanya boleh
diikuti oleh laki laki saja. Aku mencatat semua kalimat kalimat penting dalam
presentasi itu. “ Bret, kamu mengerti tidak apa yang kaka itu bicarakan”
temanku bertanya. “ Tentu saja aku harus paham, sebagai misdinar aku harus
mengerti sejarah misdinar dan apa itu misdinar” jawab ku. Kegiatan pertama
akhirnya selesai. Karna hari sudah siang, kami makan di kantin villa, tetapi
sebelumnya kami berdoa agar makanan yang akan kami makan diberkati. Setelah
berdoa, kami turun ke lantai 1 menju kantin. Karena puncak adalah tempat yang
dingin, aku menggunakan jaket untuk menghangat kan tubuhku.
Sesampainya di kantin, kami disuruh kaka pembina kami untuk
membawa semua snack yang kami bawa. Karena di bus aku hanya memakan sedikt
snack milik ku, aku membawa banyak snack ke kantin. Ternyata snack itu
dikumpulin buat dimakan ramai ramai. Aku merasa menyesal karena tadi di bus
snacknya tidak ku makan. “ Sial, kalau tahu begini, tadi di bus aku makan saja
snack nya “ Ucap ku dalam hati. Tetapi akhirnya aku bisa juga mengikhklaskan
snack itu. Kami pun makan siang. Ternyata lauknya ayam bakar. Aku sangat suka
ayam bakar. Kami duduk sesuai kelompok yang sudah dibagikan. Aku adalah kelompok
1 yang beranggotakan Refi, Olla, Fransiska, Ari, Kinson, dan aku sendiri.
Setelah makan selesai kami di beri waktu istirahat selama 15 menit. Setelah
istirahat, kami berdoa sesudah makan.
Setelah makan kami kembali naik ke aula lantai 2. Kegiatan Ke 2 ini
adalah tentang games. Jadi kami hanya bermain main di kegiatan ke 2 ini. Kami
diberikan games mengikuti gerakan yang seirama dengan lagu yang kaka pembina
berikan. Judulnya Yaitu OBA-OBE. Kami harus mengikuti gerakan yang kaka pembina
berikan. Games ini sangat seru membuat tubuh ku berkeringat karena gerakan yang
sangat enerjik. Selanjutnya kami bermain konsntrasi, kami harus menyebutkan
nama teman kami setelah nama kami sendiri, dan makin lama temponya semakin
cepat. Untung saja aku dapat melakukan games ini dengan baik. Games yang
membuat otak ku benar benar diputar-putar oleh games ini. Banyak games lain
yang sangat seru. Diantaranya bermain petak jongkok, kotak pos, dan lainnya.
Setelah satu jam setengah bermain games, selanjutnya kami di beri waktu untuk
memakan snack yang tadi kami kumpulkan. Ternyata aku mendapatkan 1 snack yang
sudah aku kumpulkan. “ Setidaknya aku mendapatkan snack yang ku beli sendiri”
ucap ku. Waktu memakan snack hanya sebentar. Jadi kami makan snacknya dengan
terburu-buru.
Karena hari menjelang
malam, kami disuruh mandi. Karna aku paling tidak suka menunggu, aku langsung
mengambil peralatan mandi ku, dan handuk. Aku harus mandi dengan cepat,
agar teman teman ku bisa mandi juga. Setelah mandi aku handukan dan
berpakaian, karena waktu masih banyak, aku tidur tiduran di kasur, lalu pergi
ke kamar lain untuk menjahili teman teman yang berbeda kamar. Ketika aku masuk
ke kamar temam ku, aku kaget karena ada kaka pembina yang terkenal galak yang sedang tidur di
misdinar. Aku pun perlahan-lahan keluar dari kamar tersebut karena takut di
marahi.
Waktu mandi pun habis, kita naik ke aula lantai 2. Aku kaget
mengapa ada lilin-lilin yang dijejer seperti huruf U. Kami diarahkan untuk
duduk di tengah tengah lilin itu. Lalu tiba tiba ruang aula menjadi gelap karena
lampunya dimatikan oleh kaka pebina. Satu per satu lilin yang mengelilingi kami
dinyalakan. Ternyata pada kegiatan ke 3 itu adalah kegiatan kami untuk
mengingat kesalahan apa yang telah kami perbuat kepada ibu dan jasa-jasa ibu
terhadap kami. Aku mulai mengerti untuk apa lilin-lilin itu. Lilin-lilin itu
digunakan untuk menerangi ruangan yang gelap karena lampunya dimatikan dan
untuk memperkuat suasana kegiatan itu.
Kami dijelaskan apa yang akan kami lakukan dikegiatan saat ini. Kami
mengingat kesalahan apa yang telah kami perbuat kepada ibu dan jasa-jasa ibu
terhadap kami. Lalu satu per satu kami maju untuk melilit kan tali rafia ke
tubuh Bunda Yani. Tali rafia ibarat dosa dosaku yang melilit ibuku. Setelah itu
kami meminta maaf agar dosa dosa itu terlepas dan tidak membuat ibu kami masing
masing merasa terbebani atas dosa anak anaknya.
Aku dan
teman temanku menangis karena banyak kesalahan yang kami perbuat kepada ibu
kami. Kami mengingat kesalahan apa yang kami perbuat kepada ibu kami.
Jasa-jasanya yang begitu besar membuat aku tak sanggup menahan untuk meneteskan
air mata. Setelah kami mengingat apa yang telah kami perbuat kepada ibu dan apa
saja yang ibu perbuat kepada kami, kami diminta satu per satu untuk maju ke depan
untuk mencurahkan seluruh isi hati kami kepada Bunda Yani. Aku yang pertama
maju ke depan dan mencurahkan isi hatiku kepada Bunda Yani. Aku menangis sambil
mengutarakan isi hatiku kepada Bunda Yani. Setelah aku selesai, teman di
sampingku melanjutkan seperti yang aku lakukan.
Satu per
satu teman-temanku sudah mulai maju. Dan akhirnya kegiatan ke 3 ini selesai.
Karena waktu sudah malam, setelah kegiatan ke 3 ini kami makan malam bersama.
Lauk kali ini adalah nasi goreng. Setelah makan malam, kami masuk ke jam game
untuk refresing setelah kegiatan 3 tadi. Permainannya sama dengan permainan
pada kegiatan ke 2. Setelah bermain, kami semua merasa lelah, dan karna waktu
sudah malam, kami disuruh tidur.
Aku dan
teman sekamarku masuk ke kamar nomor 2, dan membereskan kamar. Karena kamar
sudah bersih, kami pun tidur. Tetapi karena teman-teman sekamarku suka
bercanda, kami tidak jadi tidur, dan malah bermain. Karena kami terlalu
berisik, kaka pembina yang sedang mengawas kami pun mendengar suara berisik
kami. Kaka kami menegur kami yang sedang bermain-main. Kami pun kembali ke
posisi tidur. Tetapi karena masih senang bermain , teman-teman ku melanjutkan
permainan mereka tadi. Karena aku sudah merasa ngantuk, aku kembali ke posisi
tidur. Kaka pembina mendengar suara berisik dari kamarku lagi, mereka menegur
teman-temanku, dan mencatat mereka dalam daftar anak masuk hukuman.
Esok
harinya, pagi hari yang cerah, kami bangun pukul 07.00 WIB. Kami mandi pagi.
Kami naik ke aula lantai 2 lagi. Teman teman satu kamar ku yang masuk ke daftar
anak terkena hukuman, dihukum untuk menyapu aula lantai 2 sampai bersih. Karena
masih pagi kami, sarapan pagi. Kami turun lagi ke kantin. Sarapan pagi ini
adalah bubur kacang hijau. Kami awali sarapan dengan berdoa. Sarapan pagi ini
adalah bubur kacang hijau. Ternyata bubur kacang hijaunya belum di kasih gula,
jadi kami yang harus memberi gula agar terasa manis. Temanku yang gendut
bernama Vito paling banyak mengambil, karena buburnya tawar, ia sudah tidak
mempunyai selera makan.” To itu buburnya kasih gula dulu sebelum kamu makan,
pasti rasanya akan lebih nikmat” ujar ku. Dia tidak menjawab nasihatku. Karena
buburnya sudah kuberi gula, rasanya terasa enak, dan aku menghabiskannya paling
cepat dan aku nambah sebanyak 2 kali. Saat aku menaruh piring kotor ke tempat
piring kotor, aku melihat Vito membuang 1 mangkok penuh bubur. “ Vit buburnya
kok ga kamu habiska?” tanya ku. “ Ga enak bret, gue ga suka makanan ga enak”
Vito menjawab. “Udah di kasih gula belum?”. “ Belum, percuma dikasih gula rasanya
juga ga bakal enak!” vito menjawab. Karena merasa marah, aku memarahi Vito “
kok ga dihabisin sih! Kan sayang”. “ Dibilang ga enak, kalo ga mau gue buang,
lu makan ni deh” vito menjawab. Aku menyabarkan diri agar tidak terpancing
emosi dan tidak timbul maslah.
Setelah
sarapan pagi, kami naik ke aula lantai 2. Kegiatan ke 4 ini membahas tentang
kehidupan beragama. Kami membaca alkitab dan mengamalkan isi alkitab tersebut.
Setelah selesai, kami diberi pengumuman kalo nanti malam akan dipentaskan 2
bakat bakat sesuai kelompok yang sudah dibagikan. Seperti bernyanyi sambil
menari, menari, drama,dll. Kami berdiskusi sesuai kelompok kami masin masing.
Aku berpendapat, bagaiman akalu nyanyi saja, tetapi teman satu sekelompok ku
tidak setuju, mereka memilih menari. Tetapi ada juga yang mengatakan pantomim.
Maka diputuskanlah, kami akan mementaskan pantomim dan drama.
Malam pun
Tiba setelah berlatih kami mementaskan bakat bakat kami yang telah kami
pelajari pada siang hari. Kelompok kami pun maju. Drama yang kami pentaskan
adalah kisah orang yang mencontek saat ulangan tetapi tidak ketahuan, saya
berperan sebagai anak murid yang memberi contekan. Drama kami pun selesai. Dan
dilanjutkan bakat kami yang ke 2 yaitu pantomim. Aku sebagai narator disini
menjelaskan apa yang teman teman lain sedang lakukan.
Akhirnya
kelompok kami selesai. Dilanjutkan oleh kelompok lain. Kelompok lain
menampilkan drama sambil bernyanyi, bernyanyi sambil menari ,drama, dan banyak
lagi. Setelah menampilkan bakat-bakat dari masing masing kelompok, kami disuruh
memilih calon ketua misdinar yang baru. Dan terpilihlah Refi, Agnes, Dena,
Putri, Juan, Radit. Karena sudah malam kami semua tidur. Kami kembali ke kamar
masing masing. Aku masuk ke kamar ku, dan tidur.
Hari minggu
hari terakhir kami retreat, kami terlalu pagi bangun dan membangunkan teman
teman lain yang masih tidur. Karena masih pagi kami mengisi waktu luang dengan
bermain. Setelah bermain, kami sarapan, dan lauknya saat ini adalah bubur ayam.
Setelah kenyang makan bubur ayam kami disuruh
mengenakan celana pendek dan kaos. Ternyata, disinilah games puncak pada acara
retreat ini. Kami dibentuk menjadi 8 kelompok yang terdiri dari 6 anggota
masing masing kelompok. Anggota kelompokku adalah Felix, Agnes, Vito, Gisel,
nando, dan aku sendiri.
Pada tahap pertama games ini, kami disuruh
mereangkai pijakan dari sedotan untuk tempat jatohnya telur dari jarak 50 cm.
Tetapi saat telur itu dijatuhkan telur itu dijatuhkan, telur itu tidak boleh
pecah. Waktu 15 menit pun menjadi batas waktu pembuatan pijakan jatohnya telur
tersebut. Sudah 15 menit berlalu. Akhirnya pijakan itu selesai, dan saat telur di
jatuhkan, ternyata, telur itu tidak pecah, bahkan retak. Kami sangat merasa
bahagia. Lalu kami melanjutkan ke tahap ke dua, pada tahap kedua ini kami
dituntut untuk mengisi gelas aqua dengan terigu yang dioper oper. Pada tahap
ini kelompok kami kalah dari kelompok lain.
Selanjutnya
tahap ke tiga, kami di tuntut untuk mengabil bola sendok atau apapun di dalam
suatu batasan dimana mengabil benda tersebut harus bekerja sama dengan 1
kelompok. Pada tahap ini kami kalah lagi. Lalu kami lanjut ke tahap
selanjutnya, kami di tuntut menggendong baskom berisi air tanpa tumpash sedikit
pun. Karena aku kurang seimbang jadi airnya tumpah dan kelompok ku jadi kalah.
Setelah capek pad games yang ini, masih ada 1 games lagi yang seru, kami
dituntut membawa lilin yang nyala ketaman di depan vila, kami diganggu kaka
pembina yang menyiram kami dengan air dan tepung agar lilin itu mati. Karena,
jika lilinnya mati kami harus manyalakannya lagi di belakang vila. Akhirnya
kami berhasil. Karena tubuh kami sudah kotor kami di suruh mandi oleh kaka
pembina misdinarnya. Setelah mandi kami di suruh memilih siapa yang kan menjadi
ketua misdinar yang baru. Calon ketua misdinar yang baru, mengorasikan agar
mereka dipilih menjadi ketua misdinar, stelah mengorasikan diri, kami sebagai
anggota misdinar memilih siapa yang akan menjadi ketua dan wakil ketua misdinar
yang baru. Hasil perolehan suara, tenyata, Refi terpilih menjadi ketua misdinar
yang beru, dan Agnes menjadi wakil ketua yang baru.
Karena
pemilihan ketua misdinar sudah selesai, berakhirlah pula acar rettreat di puncak. Kami mengemas ngemas pakaian, dan
barang-barang kami, dan membawanya ke bus. Kami berdoa bersama agar
diperjalanan, kami dilindungi oleh Tuhan agar selamat sampai tujuan. Akhirnya
kami pulang. Di perjalanan pulang, kami bermain bermain agar merasa tidak
bosan. Tetapi karena aku merasa sangat bosan, aku akhrinya tertidur. Terbangun
dari tidurku, ternyata sudah setengah perjalanan
0 komentar:
Posting Komentar