Sistem
Reproduksi Pada Manusia
A. Alat reproduksi laki-laki
Alat reproduksi laki-laki terdiri dari alat kelamin
bagian luar dan alat kelamin bagian dalam. Perhatikan gambar di bawah. Alat
kelamin bagian luar terdiri dari penis dan skrotum. Sedangkan alat kelamin
bagian dalam terdiri dari testis, epididimis, vas deferens, prostat, vesika
seminalis, dan kelenjar bulbouretral.
1. Testis
Testis
disebut juga dengan buah zakar. Testis merupakan organ kecil dengan diameter
sekitar 5 cm pada orang dewasa. Testis membutuhkan suhu lebih rendah dari suhu
badan (36,7 oC) agar dapat berfungsi secara optimal. Oleh karena itu, testis
terletak di luar tubuh di dalam suatu kantong yang disebut skrotum. Ukuran dan
posisi testis sebelah kanan dan kiri berbeda. Testis berfungsi sebagai tempat
pembentukan sperma (spermatogenesis). Spermatogenesis pada manusia berlangsung
selama 2 – 3 minggu. Bentuk sperma sangat kecil dan hanya dapat dilihat dengan
menggunakan mikroskop. Sperma berbentuk seperti kecebong, dapat bergerak
sendiri dengan ekornya.
Testis juga
memiliki tanggung jawab lain, yaitu membuat hormon testosteron. Hormon ini
merupakan hormon yang sangat bertanggung jawab atas perubahan anak laki-laki
menjadi dewasa. Membuat suara laki-laki menjadi besar dan berat, dan berbagai
perubahan lain yang memperlihatkan bahwa seorang anak telah beranjak dewasa.
2. Skrotum
Skrotum
adalah kantong kulit yang melindungi testis dan berfungsi sebagai
tempat bergantungnya testis. Skrotum berwarna gelap dan berlipat-lipat. Skrotum mengandung otot polos yang mengatur jarak testis ke dinding perut. Dalam menjalankan fungsinya, skrotum dapat mengubah ukurannya. Jika suhu udara dingin, maka skrotum akan mengerut dan menyebabkan testis lebih dekat dengan tubuh dan dengan demikian lebih hangat. Sebaliknya pada cuaca panas, maka skrotum akan membesar dan kendur. Akibatnya luas permukaan skrotum meningkat dan panas dapat dikeluarkan.
tempat bergantungnya testis. Skrotum berwarna gelap dan berlipat-lipat. Skrotum mengandung otot polos yang mengatur jarak testis ke dinding perut. Dalam menjalankan fungsinya, skrotum dapat mengubah ukurannya. Jika suhu udara dingin, maka skrotum akan mengerut dan menyebabkan testis lebih dekat dengan tubuh dan dengan demikian lebih hangat. Sebaliknya pada cuaca panas, maka skrotum akan membesar dan kendur. Akibatnya luas permukaan skrotum meningkat dan panas dapat dikeluarkan.
3. Vas Deferens
Vas deferens
adalah sebuah tabung yang dibentuk dari otot. Vas deferens membentang dari
epididimis ke uretra. Vas deferens berfungsi sebagai tempat penyimpanan sperma
sebelum dikeluarkan melalui penis. Saluran ini bermuara dari epididimis.
Saluran vas deferens menghubungkan testis dengan kantong sperma. Kantong sperma
ini berfungsi untuk menampung sperma yang dihasilkan oleh testis.
4. Epididimis
Epididimis
adalah saluran-saluran yang lebih kecil dari vas deferens. Alat ini
mempunyai bentuk berkelok-kelok dan membentuk bangunan seperti topi. Epididimis berfungsi sebagai tempat pematangan sperma.
mempunyai bentuk berkelok-kelok dan membentuk bangunan seperti topi. Epididimis berfungsi sebagai tempat pematangan sperma.
5. Vesikula Seminalis
Vesikula seminalis adalah
pasangan kelenjar yang terletak di bagian belakang-bawah kantung
kemih dari pria. Alat ini berfungsi sebagai penampung
spermatozoa dari testis. Kelenjar ini dapat menyekresikan
cairan untuk mementuk air mani. Sekitar 70% dari cairan mani manusia berasal
dari vesikula seminalis. Panjang vesikula sekitar 5 cm. Sekret vesikula
seminalis mengandung protein, enzim, fruktosa, fosforilklon dan prostaglandin. Saluran
vesikula seminalis bermuara ke kelenjar
prostat dan vas deferens. Ketiga bersatu membentuk saluran ejakulasi. Secara
histologis, vesikula
seminalis dapat dikenali dengan bagiannya yang berlika-liku, epitel
bertingkat dan kubus pada lamina basalisnya.
6. Kelenjar Prostat
Prostat adalah kelenjar
eksokrin pada sistem
reproduksi binatang menyusui jantan. Fungsi utamanya adalah untuk
mengeluarkan dan menyimpan sejenis cairan yang menjadi dua pertiga bagian dari air mani. Prostat
berbeda-beda dari satu spesies ke spesies lainnya dalam hal anatomi, kimia dan fisiologi. Pembesaran prostat adalah
gejala umum yang diderita kaum lelaki di atas usia 50 tahun. Pembesaran terjadi
di bagian tengah dari kelenjar prostat yang mengelilingi saluran
kencing (uretra). Pembesaran kelenjar prostat yang
berkelanjutan dapat mengarah ke tahap yang lebih serius sampai ke kanker
prostat. Kelenjar
prostat sebagai penghasil cairan basa untuk melindungi sperma dari gangguan
luar.
7. Uretra
Dalam anatomi, uretra adalah saluran yang
menghubungkan kantung kemih ke lingkungan luar tubuh. Uretra berfungsi
sebagai saluran pembuang baik pada sistem kemih atau ekskresi dan sistem
seksual. Pada pria, berfungsi juga dalam sistem reproduksi sebagai saluran
pengeluaran air mani. Pada pria,
panjang uretra sekitar 20 cm dan berakhir pada kepala/glans penis.
Uretra pada pria
dibagi menjadi 4 bagian dan dinamakan sesuai dengan letaknya:
pars spongiosa/cavernosa, sekitar 15
cm dan melintas di corpus spongiosum penis.
pars bulbosa, pars
spongiosa yang terlapisi otot bulbocavernosus dan menempel
pada tubuh karena tergantung oleh ligamantum suspensorium penis.
pars pendulosa, pars
spongiosa yang tidak terlapisi otot dan menggantung pada kondisi tidak ereksi.
8. Penis
Penis dibagi menjadi dua bagian, yaitu batang dan
kepala penis. Pada bagian kepala terdapat kulit yang menutupinya, disebut
preputium. Kulit ini diambil secara operatif saat melakukan sunat. Penis tidak
mengandung tulang dan tidak terbentuk dari otot. Ukuran dan bentuk penis
bervariasi, tetapi jika penis ereksi ukurannya hampir sama. Kemampuan ereksi
sangat berperan dalam fungsi reproduksi. Pada bagian dalam penis terdapat
saluran yang berfungsi mengeluarkan urine. Saluran ini untuk mengalirkan sperma
keluar. Jadi, fungsi penis sebagai alat sanggama, saluran pengeluaran sperma,
dan urine.
Sperma
Pada usia
remaja (sekitar usia 12 – 13 tahun), umumnya organ kelamin laki-laki telah
mampu menghasilkan sel sperma. Biasanya ditandai dengan mimpi dan keluarnya sel
sperma (mimpi basah). Sel sperma manusia memiliki panjang ±60 μm. Dalam satu
tetes semen (air mani) terdapat kurang lebih 200 – 500 juta sperma. Sel sperma
dapat bergerak aktif karena mempunyai flagela (ekor).
Proses Spermatogenesis
Proses
pembentukan dan pemasakan sperma disebut spermatogenis. Pada pembahasan
sebelumnya dikatakan bahwa sperma dihasilkan oleh testis. Spermatogenis terjadi
di tubulus seminiferus testis. Dalam tubulus tersebut terdapat sel sperma, yang
disebut spermatogonium. Spermatogonium kemudian membelah secara mitosis menghasilkan
spermatogonium yang haploid (Lihat gambar di atas).
Spermatogenesis
Spermatogonium
ini kemudian membesar membentuk spermatosit primer. Spermatosit primer
seterusnya akan membelah secara meiosis I untuk menghasilkan dua spermatosit
sekunder yang haploid. Kemudian setiap spermatosit sekunder akan membelah
secara meiosis II untuk menghasilkan dua spermatid yang hapolid. Sel-sel
spermatid akan berdiferensiasi menjadi spermatozoa atau sperma.
B. Alat Reproduksi Wanita
Saat
dilahirkan seorang anak wanita telah mempunyai alat reproduksi yang lengkap,
tetapi belum berfungsi sepenuhnya. Alat reproduksi ini akan berfungsi
sepenuhnya saat seorang wanita telah memasuki masa pubertas. Alat reproduksi
wanita juga terdiri dari alat kelamin dalam dan alat kelamin luar. Alat kelamin
bagian luar terdiri dari lubang vagina, labia mayora, labia minora, mons pubis
dan klitoris. Sedangkan pada alat kelamin bagian dalam terdapat ovarium, tuba
falopii (oviduk), dan uterus (rahim).
1. Vulva
Vulva
merupakan daerah yang menyelubungi vagina. Vulva terdiri atas mons pubis,
labia, klitoris, daerah ujung luar vagina, dan saluran kemih. Mons pubis adalah
gundukan jaringan lemak yang terdapat di bagian bawah perut. Daerah ini dapat
dikenali dengan mudah karena tertutup oleh rambut pubis. Rambut ini akan tumbuh
saat seorang gadis beranjak dewasa. Labia adalah lipatan berbentuk seperti
bibir yang terletak di dasar mons pubis. Labia terdiri dari dua bibir, yaitu
bibir luar dan bibir dalam. Bibir luar disebut labium mayora, merupakan bibir
yang tebal dan besar. Sedangkan bibir dalam disebut labium minora, merupakan
bibir tipis yang menjaga jalan masuk ke vagina. Klitoris terletak pada
pertemuan antara ke dua labia minora dan dasar mons pubis. Ukurannya sangat
kecil sebesar kacang polong, penuh dengan sel saraf sensorik dan pembuluh
darah. Alat ini sangat sensitif dan berperan besar dalam fungsi seksual.
2. Vagina
Vagina adalah
saluran yang elastis, panjangnya sekitar 8-10 cm, dan berakhir pada rahim.
Vagina dilalui darah pada saat menstruasi dan merupakan jalan lahir. Karena
terbentuk dari otot, vagina bisa melebar dan menyempit. Kemampuan ini sangat
hebat, terbukti pada saat melahirkan vagina bisa
melebar seukuran bayi yang melewatinya. Pada bagian ujung yang terbuka, vagina ditutupi oleh sebuah selaput tipis yang dikenal dengan istilah selaput dara. Bentuknya bisa berbeda-beda setiap wanita. Selaput ini akan robek
pada saat bersanggama, kecelakaan, masturbasi/onani yang terlalu dalam, olah raga dan sebagainya.
melebar seukuran bayi yang melewatinya. Pada bagian ujung yang terbuka, vagina ditutupi oleh sebuah selaput tipis yang dikenal dengan istilah selaput dara. Bentuknya bisa berbeda-beda setiap wanita. Selaput ini akan robek
pada saat bersanggama, kecelakaan, masturbasi/onani yang terlalu dalam, olah raga dan sebagainya.
3. Serviks
Serviks
disebut juga dengan mulut rahim. Serviks ada pada bagian terdepan dari rahim
dan menonjol ke dalam vagina, sehingga berhubungan dengan bagian vagina.
Serviks memproduksi cairan berlendir. Pada sekitar waktu ovulasi, mukus ini
menjadi banyak, elastis, dan licin. Hal ini membantu spermatozoa untuk mencapai
uterus. Saluran yang berdinding tebal ini akan menipis dan membuka saat proses
persalinan dimulai.
4. Rahim
Rahim disebut
juga uterus. Alat ini memiliki peranan yang besar dalam reproduksi wanita.
Rahim berperan besar saat menstruasi hingga melahirkan. Bentuk rahim seperti
buah pear, berongga, dan berotot. Sebelum hamil beratnya 30-50 gram dengan
ukuran panjang 9 cm dan lebar 6 cm kurang lebih sebesar telur ayam kampung.
Tetapi saat hamil mampu membesar dan beratnya mencapai 1000 gram. Rahim
berfungsi sebagai tempat untuk perkembangan embrio menjadi janin. Dinding rahim
memiliki banyak pembuluh darah sehingga dindingnya menebal ketika terjadi
pertumbuhan janin. Rahim terdiri atas 3 lapisan, yaitu:
Lapisan Parametrium
Merupakan lapisan paling luar dan yang
berhubungan dengan rongga perut.
Lapisan Miometrium
Merupakan
lapisan yang berfungsi mendorong bayi keluar pada proses persalinan
(kontraksi).
Lapisan Endometrium
Merupakan
lapisan dalam rahim tempat menempelnya
sel telur yang sudah dibuahi. Lapisan ini terdiri atas lapisan kelenjar yang
berisi pembuluh darah.
5. Ovarium
Ovarium
menghasilkan ovum. Ovarium disebut juga dengan indung telur. Letak ovarium di
sebelah kiri dan kanan rongga perut bagian bawah. Ovarium berhasil memproduksi
sel telur jika wanita telah dewasa dan mengalami siklus menstruasi. Setelah sel
telur masak, akan terjadi ovulasi yaitu pelepasan sel telur dari ovarium.
Ovulasi terjadi setiap 28 hari. Sel telur disebut juga dengan ovum.
6. Tuba Fallopi
Tuba
fallopi disebut juga dengan saluran telur. Saluran telur adalah sepasang
saluran yang berada pada kanan dan kiri rahim sepanjang +10 cm. Saluran ini
menghubungkan rahim dengan ovarium melalui fimbria. Ujung yang satu dari tuba
fallopii akan bermuara di rahim sedangkan ujung yang lain merupakan ujung bebas
dan terhubung ke dalam rongga abdomen. Ujung yang bebas berbentuk seperti umbai
dan bergerak bebas. Ujung ini disebut fimbria dan berguna untuk menangkap sel
telur saat dilepaskan oleh
ovarium. Dari fimbria, telur digerakkan oleh rambut-rambut halus yang terdapat di dalam saluran telur menuju ke dalam rahim.
ovarium. Dari fimbria, telur digerakkan oleh rambut-rambut halus yang terdapat di dalam saluran telur menuju ke dalam rahim.
Proses Oogenesis
Proses
pembentukan ovum disebut oogenesis dan terjadi di ovarium. Pembentukan ovum
diawali dengan pembelahan mitosis lapisan luar ovarium untuk membentuk oogonium
yang diploid. Setiap oogonium dilapisi oleh sel folikel. Keseluruhan struktur
ini disebut folikel primer. Ketika folikel tumbuh, oosit primer membelah secara
meiosis I menghasilkan satu oosit sekunder dan badan kutub. Oosit sekunder
kemudian berkembang menjadi ovum haploid yang siap untuk dibuahi oleh sperma.
C. Fertilisasi dan Perkembangan Embrio
Fertilisasi
adalah proses pembuahan. Ovum matang dilepas ovarium dan ditangkap
rumbai-rumbai pada corong tuba fallopi. Jika ada sperma masuk, maka ovum
dibuahi sperma. Ovum yang sudah dibuahi membentuk zigot, kemudian zigot
bergerak menuju rahim. Jika ovum tidak dibuahi sperma, jaringan dalam dinding
rahim yang telah menebal dan banyak pembuluh darah akan rusak dan luruh
sehingga terjadi menstruasi.
Bersamaan
dengan terjadinya pematangan ovum, sel-sel dinding rahim tumbuh menebal dan banyak
pembuluh darah sehingga pada saat zigot datang dan menempel tidak terjadi
gangguan. Pematangan ovum dan penebalan dinding rahim dipengaruhi hormon
esterogen dan progesterone. Di rahim embrio berkembang selama 9 bulan untuk
menjadi bayi.
Perkembangan Embrio:
1. Usia 4 Minggu
Sudah tampak pertumbuhan mata dan telinga.
2. Usia 8 Minggu
Sudah terbentuk janin yang mirip dengan bayi, mulai tampak tangan, jari tangan, hidung, dan kaki.
3. Usia 10 Minggu
Panjang janin lebih kurang 6 cm dan sudah terlihat seperti bayi. Ukuran kepalanya lebih besar dari pada ukuran badan.
4. Usia 16 Minggu
Panjang janin telah mencapai 40 cm dan memilliki organ yang sudah lengkap.
5. Usia 40 minggu
Janin
sudah siap untuk dilahirkan. Selama dalam rahim, embrio mendapatkan nutrisi
dari induknya melalui plasenta.
Plasenta Mempunyai Fungsi Sebagai Berikut:
Menyalurkan
zat makanan dari induk ke embrio.
Mengalirkan
zat-zat sampah dari embrio ke dalam darah induknya.
Melindungi
janin dari berbegai zat racun atau kuman penyakit.
Membran
(Lapisan Embrio)
Terdapat 4 macam membran embrio, yaitu :
a) Kantung Kuning
Telur (Yolk Sac)
Kantung kuning telur merupakan pelebaran endodermis berisi persediaan
makanan bagi hewan ovipar, pada manusia hanya terdapat sedikit dan tidak
berguna.
b) Amnion
Amnion merupakan kantung yang berisi cairan tempat embrio mengapung,
gunanya melindungi janin dari tekanan atau benturan.
c) Alantois
Pada alantois berfungsi sebagai organ respirasi dan pembuangan sisa
metabolisme. Pada mammalia dan manusia, alantois merupakan kantung kecil dan
masuk ke dalam jaringan tangkai badan, yaitu bagian yang akan berkembang
menjadi tall pusat.
d) Korion
Korion adalah dinding berjonjot yang terdiri dari mesoderm dan
trofoblas. Jonjot korion menghilang pada hari ke-28, kecuali pada bagian
tangkai badan, pada tangkai badan jonjot trofoblas masuk ke dalam daerah
dinding uterus membentuk ari-ari (plasenta). Setelah semua membran dan plasenta
terbentuk maka embrio disebut janin/fetus.
D. Siklus Menstruasi
Menstruasi
disebut juga haid merupakan pendarahan yang terjadi akibat luruhnya dinding
sebelah dalam rahim (endometrium) yang banyak mengandung pembuluh darah.
Lapisan endometrium dipersiapkan untuk menerima pelekatan embrio. Jika tidak
terjadi pelekatan embrio, maka lapisan ini akan luruh, kemudian darah keluar
melalui serviks dan vagina. Pendarahan ini terjadi secara periodik, jarak waktu
antara menstruasi yang satu dengan menstruasi berikutnya dikenal dengan satu
siklus menstruasi. Siklus menstruasi wanita berbeda-beda, namun rata-rata
berkisar 28 hari. Hari pertama menstruasi dinyatakan sebagai hari pertama
siklus menstruasi. Siklus ini terdiri atas 4 fase, yaitu:
1. Fase Menstruasi
Fase
menstruasi ini terjadi jika ovum tidak dibuahi sperma, sehingga korpus luteum
menghentikan produksi hormon esterogen dan progesteron. Turunnya kadar
esterogen dan progesteron menyebabkan lepasnya ovum dari endometrium yang
disertai robek dan luruhnya endometrium, sehingga terjadi pendarahan. Fase
menstruasi ini berlangsung kurang lebih 5 hari. Darah yang keluar selama
menstruasi berkisar antara 50-150 mili liter.
2. Fase Pra-Ovulasi
Fase
pra-ovulasi disebut juga dengan fase poliferasi. Pada fase ini hormon pembebas
gonadotropin yang dikeluarkan hipotalamus akan memacu hipofise untuk
mengeluarkan FSH. FSH singkatan dari folikel stimulating hormon. FSH memacu
pematangan folikel dan merangsang folikel untuk mengeluarkan hormon esterogen.
Adanya esterogen menyebabkan pembentukan kembali (poliferasi) dinding
endometrium. Peningkatan kadar esterogen juga menyebabkan serviks untuk
mengeluarkan lendir yang bersifat basa. Lendir ini berfungsi untuk menetralkan
suasana asam pada vagina sehingga mendukung kehidupan sperma.
3. Fase Ovulasi
Jika siklus
menstruasi seorang perempuan 28 hari, maka ovulasi terjadi pada hari ke 14.
Peningkatan kadar esterogen menghambat pengeluaran FSH, kemudian hipofise
mengeluarkan LH. LH singkatan dari luternizing hormon. Peningkatan kadar LH
merangsang pelepasan oosit sekunder dari folikel, peristiwa ini disebut
ovulasi.
4. Fase Pasca
Ovulasi
Fase ini
berlangsung selama 14 hari sebelum menstruasi berikutnya. Walaupun
panjang siklus menstruasi berbeda-beda, fase pasca-ovulasi ini selalu sama
yaitu 14 hari sebelum menstruasi berikutnya. Folikel de Graaf (folikel matang)
yang telah melepaskan oosit sekunder akan berkerut dan menjadi korpus luteum.
Korpus luteum mengeluarkan hormon progesteron dan masih mengeluarkan hormon
esterogen namun tidak sebanyak ketika
berbentuk folikel. Progesteron mendukung kerja esterogen untuk mempertebal dan menumbuhkan pembuluhpembuluh darah pada endometrium serta mempersiapkan endometrium untuk menerima pelekatan embrio jika terjadi pembuahan atau kehamilan. Jika tidak terjadi pembuahan, korpus luteum akan berubah menjadi korpus albikan yang hanya sedikit mengeluarkan hormon, sehingga kadar progesteron dan esterogen menjadi rendah. Keadaan ini menyebabkan terjadinya menstruasi demikian seterusnya.
berbentuk folikel. Progesteron mendukung kerja esterogen untuk mempertebal dan menumbuhkan pembuluhpembuluh darah pada endometrium serta mempersiapkan endometrium untuk menerima pelekatan embrio jika terjadi pembuahan atau kehamilan. Jika tidak terjadi pembuahan, korpus luteum akan berubah menjadi korpus albikan yang hanya sedikit mengeluarkan hormon, sehingga kadar progesteron dan esterogen menjadi rendah. Keadaan ini menyebabkan terjadinya menstruasi demikian seterusnya.
Perubahan Hormon Ketika Menstruasi
E. Gangguan Sistem Reproduksi pada Manusia
Sistem
reproduksi dapat mengalami gangguan atau kelainan. Gangguan ini dapat
menyebabkan pasangan usia subur sulit memperoleh keturunan. Oleh karena itu,
kamu harus selalu menjaga kesehatan organ-organ reproduksi, sehingga kelak
dapat memperoleh keturunan yang sehat. Beberapa gangguan dan penyakit yang
berkaitan dengan sistem reproduksi adalah
sebagai berikut.
sebagai berikut.
1. HIV/AIDS
AIDS
(Acquired Immune Deficiency Syndrome) disebabkan oleh virus HIV (Human
Immunodeficiency Virus) yang menyerang kekebalan tubuh. Penularannya dapat
terjadi melalui hubungan seksual, transfusi darah penderita AIDS, jarum suntik
yang tercemar, dan ibu hamil kepada anaknya.
Tubuh yang terserang virus HIV kekebalannya rusak, sehingga mudah terinfeksi oleh berbagai jenis penyakit yang dapat menimbulkan kematian. Infeksi HIV awalnya tidak menampakkan gejala sakit. Pada tahap berikutnya muncul gejala flu berulang seperti lesu, demam, berkeringat di malam hari, dan otot sakit.
Tubuh yang terserang virus HIV kekebalannya rusak, sehingga mudah terinfeksi oleh berbagai jenis penyakit yang dapat menimbulkan kematian. Infeksi HIV awalnya tidak menampakkan gejala sakit. Pada tahap berikutnya muncul gejala flu berulang seperti lesu, demam, berkeringat di malam hari, dan otot sakit.
a. Gejala HIV
AIDS
disebabkan oleh infeksi HIV. Virus ini akan merusak sistem kekebalan tubuh
dengan cara menyerang sel darah putih. Seseorang yang mengidap AIDS tidak dapat
melindungi dirinya dari segala macam bibit penyakit. Akibatnya, penderita bisa
terserang berbagai penyakit.
Pada
awalnya, orang yang terinfeksi HIV tampak seperti orang yang sehat dan tidak
memperlihatkan gejala-gejala tertentu. Fase ini dapat terjadi selama 5 – 7
tahun, tergantung dari kekebalan tubuh si penderita.
Pada
tahap selanjutnya, akan muncul gejala awal seperti hilangnya selera makan,
tubuh terasa lemas, dan badan berkeringat secara berlebihan pada malam hari.
Kemudian akan timbul bercak-bercak dikulit, terjadi pembengkakan kelenjar getah
bening, mengalami diare terus menerus, serta flu yang tidak sembuh-sembuh. Fase
ini berlangsung 6 bulan sampai 2 tahun.
Tahap
terakhir atau fase AIDS akan terdiagnosa setelah kekebalan tubuh sudah sangat
berkurang. Pada tahap ini biasanya penderita mudah terserang penyakit TBC,
pneumonia, herpes, gangguan saraf, dan sebagainya. Kejadian ini berlangsung
selama 3-6 bulan. Untuk mengetahui apakah seseorang dinyatakan positif
menderita AIDS, harus dilakukan pemeriksaan laboratorium terhadap banyaknya
jumlah sel T pada darahnya.
b. Penularan
HIV
Sebagian
besar orang tertular HIV karena hubungan seksual. Virus HIV dapat menyerang
orang pemakai narkoba dan tato yang menggunakan jarum suntik dan semprotan yang
telah terkontaminasi oleh virus HIV. Penularan HIV juga bisa melalui transfusi
darah. Ibu hamil yang mengidap AIDS dapat menularkan virus HIV pada janinnya.
Penularan
HIV sangat cepat sekali, seperti di Indonesia. Hal ini disebabkan oleh pengguna
narkoba semakin banyak, seks bebas, dan perpindahan penduduk yang tinggi. Untuk
itulah, kita harus menanggapi dengan serius dan sebisa mungkin mencegah
penyebaran virus ini.
c. Pencegahan
HIV
Obat
penyakit AIDS belum ditemukan sampai saat ini. Satu-satunya jalan supaya
terhindar dari penyakit ini adalah meningkatkan iman dan Taqwa Kepada Tuhan
Yang Maha Esa.
AIDS Dapat Juga Dicegah Dengan Cara Sebagai Berikut:
1) Menghindari hubungan seks bebas dengan orang yang menderita penyakit ini.
1) Menghindari hubungan seks bebas dengan orang yang menderita penyakit ini.
2)
Menghindari hubungan seks dengan orang yang pecandu narkoba.
3)
Mengadakan pemeriksaan laboratorium
terhadap orang yang akan mendonorkan darahnya.
4)
Menjamin sterilitas alat suntik dan menggunakannya untuk sekali pakai.
2. Sifilis
Penyakit
sifilis sering disebut raja singa. Sifilis bersifat menular dan disebabkan oleh
bakteri Troponema pallidum. Penularan dapat terjadi melalui hubungan seksual,
transfusi darah, dan kehamilan. Gejala awalnya timbul bisul pada bagian penis
laki-laki atau di rahim perempuan. Bisul ini tidak menyebabkan rasa sakit dan
dapat sembuh dengan sendirinya. Gejala selanjutnya muncul lesi di permukaan
kulit di seluruh tubuh namun tidak menyebabkan gatal, sariawan di mulut, sakit
tenggorokan, demam ringan, dan pembengkakan kelenjar limfa pada lipatan tangan,
leher, dan paha. Gejala-gejala ini juga dapat hilang dengan sendirinya. Pada
infeksi tingkat lanjut, muncul gejala berupa kerusakan tulang dan sendi, aorta,
dan dapat menyebabkan kelumpuhan. Namun gejala-gejala ini dapat dihentikan
dengan pengobatan.
3. Gonore
Penyakit gonore
disebabkan oleh infeksi bakteri Neisseiria gonokokus dan dapat menular melalui
hubungan seksual. Gonore menyerang selaput lendir uretra, leher rahim, dan organ
lain. Pada laki-laki, gejalanya adalah terasa sakit saat buang air dan keluar
nanah dari uretra. Pada penderita wanita, muncul gejala keluar lendir berwarna
hijau dari alat kelamin. Namun banyak perempuan yang tidak menunjukkan adanya
gejala, sehingga penyakit akan berlanjut sampai terjadi komplikasi. Infeksi
yang menyebar hingga ke testis (pada laki-laki) dan oviduk (pada wanita) dapat
menyebabkan kemandulan. Infeksi yang menyebar ke persendian menyebabkan radang
sendi. Bayi yang lahir dari penderita gonore dapat mengalami kebutaan jika
tidak segera mendapatkan pengobatan.
4. Klamidia (klamidiasis)
Pada
laki-laki akan keluarnya nanah dari penis saluran urine. Sehingga mengakibatkan
infeksi pada testis. Klamidia disebabkan oleh bakteri Chlamydia trachomatis
5. Herpes (dhab)
Luka
pada vagina atau penis. Ini sangat membahayakan jantung dan otak, melalui ibu
yang ditularkan ke fetusnya.
6. Candidiasis (keputihan)
Gejala
yang timbul yaitu luka pada vagina atau penis seperti bercak-bercak yang
menyerang pada alat kelamin manusia Infeksi pada dinding vagina, langit
-langit, lipatan dekat anus. Melalui proses kelahiran infeksi berasal dari ibu
selama kelahiran. Ini dapat diakibatkan karena kebersihan vagina, mulut dan
anus tidak terjaga.
0 komentar:
Posting Komentar